Kebanyakan orang mengatakan bahwa Wali Songo adalah penyebar Islam pertama di Indonesia, padahal jauh sebelum Wali Songo yakni sekitar 300 tahun sebelumnya telah ada sebuah makam wanita bercorak Islami di daerah gresik. yaitu Fatimah Binti Maimun. Makam tersebut terletak di daerah Leran, kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. sekitar 5-6 km dari pusat kota Gresik.
Siapa Fatimah Binti Maimun ? Kalo melihat dari nama beliau bisa dipastikan beliau adalah anak dari seseorang bernama Maimun ? Setelah saya browsing ada salah satu blog yang mencamtumkan silsilah beliau yaitu :
Sayyidina Ali bin Abi Thalib
Sayyid Al Imam Husain
Sayyid Al Imam Zainal Abidin
Sayyid Muhammad Al Bakir
Sayyid Al Imam Ja’far Shodiq
Sayyid Ali Al ‘Uroidli
Sayyid Sulaiman Al Bishri
Sayyid Abu Yazid Al Bishri
Sayyid Ahmad Al Baruni
Sayyid Idris Al Malik
Sayyid Muqoddam Shiddiq
Sayyid Hibbatullah
Sayyid Maimun
Fatimah binti Maimun
dinukil dari sini
Ada lagi versi mengenai nama tersebut, yakni kata Maimun bukan berarti beliau sebagai putri dari Maimun, tetapi beliau mengikuti sebuah toriqot yang bernama Maimuniah ?entah mana yang benar, yang pasti beliau termasuk wanita yang pertama kali menyebarkan Islam di Indonesia.
Menurut sejarah Fatimah Binti Maimun lahir di Kedal, Malaka, Malaysia pada tahun 1064 dan wafat pada tahun 1082 di desa Leran ini. Fatimah, adalah putri Sultan Mahmud Syah Alam, Raja Malaka. Sedangkan ibunya, berasal dari Aceh bernama Dewi Aminah. Fatimah Binti Maimun wafat pada usia yang masih belia, yaitu 18 tahun, setelah sempat berdakwah secara diam-diam, hampir 1 tahun lamanya. Karena saat itu, mayoritas masyarakat Jawa masih menganut agama Budha.
Menurut sejarah Fatimah Binti Maimun lahir di Kedal, Malaka, Malaysia pada tahun 1064 dan wafat pada tahun 1082 di desa Leran ini. Fatimah, adalah putri Sultan Mahmud Syah Alam, Raja Malaka. Sedangkan ibunya, berasal dari Aceh bernama Dewi Aminah. Fatimah Binti Maimun wafat pada usia yang masih belia, yaitu 18 tahun, setelah sempat berdakwah secara diam-diam, hampir 1 tahun lamanya. Karena saat itu, mayoritas masyarakat Jawa masih menganut agama Budha.
keterangan diatas diambil dari berbagai sumber, termasuk guru SKI di MA Assa’adah (Bapak Mudlofar Usman)
